Akal

 20 Syawal 1442H

01 Jun 2021M

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيم

Akal yang terpimpin dengan suluhan cahaya ilmu akan sering bertembung dengan kehendak nafsu dan godaan keseronokan dunia.

Kerana ilmu mendorong untuk beramal dan beristiqamah dengan amalan itu.

Sedangkan nafsu hanya mahukan kehendaknya dilunasi walhal ia takkan puas-puas dengan keinginannya.

Dunia yang menyeronokan hanya akan menjanji khayalan dan impian hidup yang berpanjangan sehingga hati lalai dan berpaling dari kehidupan akhirat yang kekal abadi.

Oleh itu, bermujahadahlah bersungguh-sungguh dan bersusah payah dalam mendidik dan mengasuh nafsu. Usah cepat mengalah dan jemu, zuhudlah terhadap dunia yang lazatnya hanya sementara ini. Nescaya nur cahaya pimpinan Allah akan terus memimpin mu menelurusi jalan keredhaanNya.

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّـهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ 

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.

(Al Ankabut: 69)

‎عن فَضَالَة بْنَ عُبَيْدٍ، يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «الْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي اللَّهِ»

‎أخرجه أبو داود (2500)

Dari Fadhalaah bin 'Ubaid berkata ia: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:

"Mujahid itu ialah seorang yang menunduk dan memaksa nafsunya pada ( mentaati ) Allah".

(Hadith Riwayat Abu Daud)

Sikap suka membandingkan ilmu, amal dan diri sendiri dengan diri orang lain bakal menjerumuskan seseorang ke lembah kesombongan dan keangkuhan.

Memperhina dan memperkecilkan orang lain.

Juga memunculkan hasad dengki, kebencian dan permusuhan.

Tambah lagi, bila hati itu terhijab dari kesedaran bahawa hakikat segala kebaikan itu hanyalah datangnya daripada Dia... 

قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَن تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ ۖ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنتَ مِنَ الْعَالِينَ ﴿٧٥﴾ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِّنْهُ ۖ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ﴿٧٦﴾ قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ ﴿٧٧﴾ وَإِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِي إِلَىٰ يَوْمِ الدِّينِ ﴿٧٨﴾ قَالَ رَبِّ فَأَنظِرْنِي إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ ﴿٧٩﴾ قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنظَرِينَ ﴿٨٠﴾ إِلَىٰ يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ ﴿٨١﴾ قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ ﴿٨٢﴾ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ ﴿٨٣﴾

Allah ta'ala berfirman:

"Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?".(75) Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah".(76) Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk,(77) Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan".(78) Iblis berkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan".(79) Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh,(80) sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat)".(81) Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,(82) kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.(83)

(Saad: 75 - 83)

Oleh kerana itu, jauhilah sikap itu daripada keikhlasan dalam ubudiyyah kepadaNya agar tidak binasa nilai amalan.

Justeru, berhati-hatilah...